Minggu, Oktober 28, 2012

BADUY TRIBES



...................   A Journey


Berkunjung ke Baduy merupakan “Experience” yang luar biasa. Di imajinasi kita terbayang suatu tempat dengan nuansa alam yang asri dan  budaya  yang terjaga dari pengaruh dunia modern.
Baduy terletak di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten dengan luas wilayah kurang lebih 5.000 Hektar dan terbagi menjadi 2 wilayah adat yaitu Baduy luar dan Baduy dalam.
Suku Baduy merupakan Tatanan masyarakat dengan pola hidup sangat tradisional dan masih memegang teguh adat istiadat warisan nenek moyang.
Menuju Baduy dari Kota Jakarta bisa menggunakan Bus, Kendaraan pribadi atau Kereta Api. Menggunakan kendaraan pribadi/Bus Umum dari Jakarta langsung  menuju kota Serang ( Exit pintu tol serang timur ), kemudian ke kota Pandeglang dan dilanjutkan ke kota Rangkasbitung ( Kota Kabupaten Lebak ). Jika menggunakan Kereta Api ekonomi dari Jakarta langsung menuju Stasiun kereta Api Kota Rangkasbitung. Dari Kota Rangkasbitung menuju Baduy kurang lebih 1 Jam perjalanan.
Di daerah Baduy kita dapat menjelajahi Baduy Luar atau Baduy dalam hanya dengan berjalan kaki / trecking didampingi pemandu suku baduy melintasi daerah yang penuh pemandangan menakjubkan, melintas perbukitan, sungai yang masih bersih dan terdapat jembatan yang terbuat dari bambu tanpa menggunakan paku atau alat modern.
Rumah mereka masih sangat sederhana tanpa listrik dan hanya dibuat dari bahan alam ( Bambu, kayu kelapa dan beratapkan daun kelapa kering / aren ) dan memiliki lumbung Padi untuk menyimpan Padi sebagai persediaan yang dinamakan “Leuit”.
Suku Baduy hidup dari hasil bercocok tanam, melakukan jual beli hasil alam dan kerajinan tangan tradisional.
Baduy merupakan kearifan lokal budaya banten yang masih terjaga hingga saat ini.



Patung apa ya..... Lupa... Tapi Patung ini akan kita temui pertama kali di Desa Ciboleger. Titik awal menuju Baduy
Penjual Souvenir di pintu masuk Baduy Luar, Menyambut para pendatang
Perjalanan melintasi bukit dan hutan menuju Baduy Dalam
Bersama Sanif menatap hutan di baduy. ( kanan dan kiri terdapat pohon Padi yang ditanam suku Baduy)
Jembatan bambu tradisional baduy (tanp amemakai paku atau bahan modern, hanya bambu dan pengikat dari aren ). menghubungkan Baduy Luar ke Baduy Dalam

"Leuit" atau Lumbung padi masyarakat baduy, yang dapat menyimpan padi bertahun-tahun sebagai persedian jangka panjang.

Suku Baduy luar sedang menenun kain khas Baduy


Adik kakak yang sedih ditinggalkan orang tua mereka ke ladang untuk bercocok tanam di Baduy Dalam. ( sssttt.. sebenernya ga boleh foto2 di Baduy Dalam, tapi maaf ya... ada objek yang menarik ). dibelakang juga tampak rumah2 tempat tinggal suku Baduy sekaligus tempat para turie bisa menginap.
Wah ada Pohon Durian :)... tapi ga boleh diambil karena meskipun tumbuh liar di hutan, tapi ada yang punya kata sanif.
Perjalanan yang melelahkan tapi sangat seru dan banyak pemandangan yang masih asri





Tidak ada komentar:

Posting Komentar